Pages

Sabtu, 07 Maret 2015

"Raanjhanaa" Love But Hurt



Iseng mampir ke india (dalam mimpi) setelah kelar menjelajah Thailand (hoho...) nemu film Raanjhanaa. Ini dia posternya yang berhasil gue searching di google: 

http://cdn.koimoi.com/wp-content/new-galleries/2013/06/Raanjhanaa-New-Poster.jpg

Film ini menceritakan tentang Kundan Shankar (Dhanush), seorang pemuda ceria yang sangat ekspresif, namun sedikit kasar dan bandel, yang kemudian jatuh cinta setengah mati terhadap Zoya Haider (Sonam Kapoor). Kundan mati-matian mengejar cinta si gadis hingga rela ditampar sebanyak 17 kali (Wooowwww..... eta pipi ato bantalan tinju yak???) dan si Kundan ini gak pernah nyerah barang sedetik pun walau hasilnya ia selalu dapet malu besar lantaran sering ditampar di depan banyak orang (Haha..... beneran ada cowok kayak gini gak yaaa???) Alhasil, dia pun berhasil mendapatkan cinta si gadis setelah berhasil meyakinkannya dengan memotong nadinya di hadapan Zoya. Namun sayangnya, keluarga si gadis gak setuju lantaran perbedaan agama (Kundan Hindu, sedangkan Zoya Islam). Orang tua si gadis pun memindahkan Zoya ke Aligahr. Tinggallah Kundan yang bersabar menunggu Zoya.

Ketika Zoya pergi, Kundan berjanji untuk menunggunya (So Sweeeeettt....)

Delapan tahun pun berlalu. Kundan ceritanya udah tumbuh dewasa. Namun, hatinya cuma terpaku pada Zoya walau Bindiya acap kali menggodanya (Si Bindiya ini agresif buanget, tapi kalo gue nilai dia itu 100 kali lebih baik daripada Zoya buat sosok istri Kundan, tapi.... cinta emang buta sih broow...). Sayang, kesetiaan Kundan berbuah pahit karena pertama, Zoya sendiri pas ketemu pertama kali dengan Kundan (setelah 8 tahun berpisah), dia gak ngenalin Kundan, yang artinya Zoya udah ngelupain Kundan (gondok amat yaa...); kedua, Zoya ternyata sudah punya pacar bernama Akram alias Jasjeet (Abhay Deol),  mahasiswa 1 kampus dengannya sekaligus aktivis. Kundan pun patah hati hingga nyaris bunuh diri. 


Zoya meminta maaf karena ia tidak bisa mencintai Kundan atas alasan perbedaan agama. Zoya sendiri masih galau karena keluarganya masih tidak menyetujui hubungan dirinya dengan Akram. Kundan yang pandai berdiplomasi, pergi meyakinkan ayah Zoya agar merestui hubungan Zoya dan Akram. Akhirnya, ayah Zoya setuju. Zoya dan Akram pun berniat melangsungkan pernikahan.
Ketika itu, Kundan pun bersumpah bahwa ia akan menikah dengan wanita lain, dengan catatan: walau apapun yang terjadi di dalam hatinya tetap hanya ada Zoya (keliwat setia nih ni cowo, ckckck...). Dengan berat hati, Kundan memutuskan untuk menikahi Bindiya di hari pernikahan Zoya (Kasian juga ya si Bindiya, cintanya sebagai pelarian doang... tapi dia mah mau-mau aja lagi!! hadeuuuh...). 


Di hari pernikahannya, Kundan mengetahui bahwa Akram bukan seorang Muslim, ia juga beragama hindu dan memiliki nama asli Jasjeet. Kundan yang emosian meninggalkan pernikahannya dan mengacaukan pernikahan Zoya dengan membeberkan sosok Akram di hadapan keluarga besar mereka. Hingga akhirnya pernikahan Zoya dan Akram batal. Akibat perbuatannya, Zoya pun nyaris bunuh diri, sedangkan Akram digebukin oleh keluarga besar Zoya dan tubuhnya dibuang di pinggir rel kereta. 



Kundan menyadari perbuatannya telah melukai Zoya. Kundan pun menolong Akram dan membawanya ke rumah sakit. Ketika sadar, Akram memberi tahu Kundan bahwa dirinya telah menjadi muallaf, karena itulah dia menikahi Zoya. Kundan sangat menyesal. Ia berjanji untuk menyatukan Akram dan Zoya. Tapi sayangnya, setibanya di kediaman Akram, Akram telah tiada. Kundan semakin merasa bersalah.  Zoya pun semakin membencinya dan tidak menghiraukan keberadaannya. 

Kundan sendiri tidak bisa pulang ke kampung halamannya karena dirinya telah mengacaukan hari pernikahannya sendiri sehingga keluarga besarnya gak ingin ngeliat dia lagi. Ia hanya bisa mengikuti Zoya kemanapun ia pergi. Sampai akhirnya Kundan berada di tengah-tengah partai AICP, partai yang didirikan oleh mendiang Jasjeet. Di sanalah, kemampuannya dalam berdiplomasi semakin terlihat dan selalu berhasil menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi partai. Baik anggota partai maupun masyarakat sangat mengagumi sosok Kundan (biarpun tidak demikian halnya dengan Zoya). Hingga akhinya pamor Zoya sebagai ketua partai pun terkalahkan. Zoya semakin membenci Kundan. Hingga akhirnya, Zoya bekerja sama dengan seorang politikus busuk untuk membunuh Kundan. Zoya dengan licik meembuat Kundan agar masuk ke dalam perangkapnya. Ketika Kundan sedang kampanye, terjadi kerusuhan yang berujung tertembaknya Kundan. 


Walau masih diliputi kebencian, sebenarnya Zoya sendiri masih memiliki perasaan terhadap Kundan. Walau puas, Zoya tetap menyesal. Zoya mengakui perbuatannya dalam jumpa pers. Yang paling klimaks dalam film ini adalah ketika Zoya mengetahui bahwa sebenernya Kundan sudah mengetahui rencana pembunuhan dirinya yang melibatkan dirinya. Pada akhirnya, Zoya hanya bisa meneteskan air matanya di depan tubuh Kundan. 

 
Adegan ini nih yang bikin mata gue berkaca-kaca 

Awal gue nonton film ini sih rada bete lantaran temanya yang cinta-cintaan. Maklum, habis kelar nonton "Pornprom Aon-la-waeng" rada gimana gitu kalo nonton yang temanya sama hahaha..... Tapi  rasa bete gue ilang pas masuk pertengahan karena tema cinta-cintaannya tuh gak monoton banget: ada intrik politik, dendam kesumat.... menurut gue, film ini bagus juga buat hiburan sekaligus pelajaran. Terlalu cinta nyampe segitunya pan nggak baek juga. Ya... kadang apa yang kita harapin gak semua bakal didapet. Coba kalo dari awal Kundan bisa ngendaliin diri mungkin aja kehidupannya bakal lebih baik, hehe.... oke dah met nonton ni film yaa... eh eh jangan lupa sedia tisu! Bagian endingnya lumayan bikin nangis looohhh hehe....